RANGKUMAN MATERI
BAB
1
Manajemen
Sumber Daya Manusia
Manajemen: proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para
anggota organisasi dan pengguna sumber daya organisasi lainnya agar mencapai
tujuan organisasi yang ditetapkan.
MSDM adalah ilmu seni
tentang perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber daya
manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Tujuan
Manajemen:
- Bisa menentukan suatu strategi yang efektif serta efisien untuk mencapai tujuan
- Melakukan evaluasi kerja dan mengkaji ulang akan situasi yang akan terjadi yang bertujuan untuk melakukan penyesuaian strategi
- Mengatur dan menjaga kesehatan emosi (personal), keuangan, dan semua sektor pada suatu perusahaan
- Mengevaluasi dan meninjau kembali suatu kekuatan, kelemahan, peluang maupun ancaman yang ada
Fungsi
Manajemen
adalah rangkaian proses pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentu strategi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
2. Organizing (Pengorganisasian)
adalah rangkaian aktivitas pembagian tugas yang akan dikerjakan serta proses pengembangan struktur organisasi yang sesuai tujuan perusahaan.
3. Directing (Pengarahan)
yaitu suatu tindakan yang berupaya agar semua anggota kelompok dapat berusaha meraih tujuan yang sesuai dengan rencana manajerial serta usaha.
4. Controlling (Pengawasan)
ialah untuk menilai pekerjaan yang telah dilakukan oleh seluruh SDM yang ada di suatu perusahaan.
Sumber
Daya Manusia
Sumber Daya Manusia
(SDM) adalah individu produktif yang bekerja sebagai penggerak suatu
organisasi, baik itu di dalam institusi maupun perusahaan yang memiliki fungsi
sebagai aset sehingga harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya.
Fungsi-Fungsi
Operasional SDM:
proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai kebutuhan perusahaan
2. Fungsi Pengembangan
proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.
3. Fungsi Kompensasi
pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung berbentuk uang atau barang kepada karyawan sebagai imbal jasa (output) yang diberikannya kepada perusahaan.
4. Fungsi Pengintegrasian
kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, sehingga tercipta kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan.
5. Fungsi Pemeliharaan
adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan agar tercipta hubungan jangka panjang.
Variabel-variabel
lain yang mempengaruhi keberhasilan organisasi:
2. Tantangan
3. Keakraban
4. Tanggung Jawab
5. Kesempatan Untuk Maju
6. Kepemimpinan
Sikap
Kerja
adalah bentuk ungkapan
perasaan seseorang terhadap sebuah pekerjaan, baik ungkapan bersifat positif
maupun bersifat negatif. Ungkapan tersebut di dalam bidang studi perilaku
organisasi sering disebut dengan sikap karyawan terhadap sebuah pekerjaan.
Perilaku
Karyawan
merupakan pola tindakan
oleh anggota organisasi yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi
efektivitas organisasi.
adalah keseluruhan perilaku yang berhubungan dengan pekerjaan yang diharapkan oleh organisasi ditunjukkan oleh karyawannya.
b. Keanggotaan Organisasi
yaitu perilaku positif dan kontribusi keseluruhan yang tidak secara langsung menyumbang pada lini bawah.
c. Perilaku Kontraproduktif
adalah mereka yang mengurangi (bukan berkontribusi) kinerja organisasi. Contoh perilaku kontraproduktif : absen, turnover (keluar dari pekerjaan), pencurian,sabotase, pelecehan diskriminasi, agresi dan kekerasan.
Semangat
Kerja
Aspek-aspek semangat
kerja perlu untuk dipelajari karena aspek-aspek ini mengukur tinggi-rendahnya
semangat kerja. ada empat aspek yang menunjukkan seseorang mempunyai semangat
kerja yang tinggi, yaitu:
Seseorang yang memiliki kegairahan dalam bekerja berarti juga memiliki motivasi dan dorongan bekerja.
2. Kekuatan untuk melawan frustasi
Aspek ini menunjukkan adanya kekuatan seseorang untuk selalu konstruktif walaupun sedang mengalami kegagalan yang ditemuinya dalam bekerja.
3. Kualitas untuk bertahan
adanya ketekunan dan keyakinan penuh dalam dirinya
4. Semangat kelompok
Semangat kelompok menggambarkan hubungan antar karyawan. Dengan adanya semangat kerja maka karyawan akan saling bekerja sama, tolong-menolong, dan tidak saling bersaing untuk menjatuhkan.
Bab
2
Sistem
Perencanaan SDM
Perencanaan SDM adalah
proses sistematis untuk meramalkan permintaan (demand) dan penawaran (supply)
SDM di masa depan.
Tujuan perencanaan SDM
adalah menentukan jumlah SDM beserta karakteristiknya masing-masing (usia,
pendidikan, keahlian, sifat, dsb.) yang dibutuhkan organisasi untuk mencapai
tujuan strategik, operasional, dan fungsionalnya.
Perencanaan sumber daya
manusia memiliki dua komponen:
adalah aktivitas penentuan jumlah, keterampilan, dan lokasi karyawan yang akan dibutuhkan organisasi di masa mendatang dalam rangka mencapai tujuan-tujuannya. Peramalan kebutuhan akan menentukan besarnya permintaan akan SDM (the demand for human resources).
· Peramalan ketersediaan (availability forecast)
adalah aktivitas untuk memperkirakan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan karyawan-karyawan dengan keterampilan yang dibutuhkan, dan dari mana sumbernya.
Dalam rangka meramalkan ketersediaan (penawaran SDM), manajer sumber daya manusia mengamati sumbersumber internal (para karyawan yang dipekerjakan saat ini) dan sumber-sumber eksternal (pasar tenaga kerja).
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perencanaan SDM:
Persediaan karyawan berdasarkan analisa pasar tenaga kerja serta tren kondisi kependudukan sehingga ada kerjasama antara penyedia tenaga kerja dengan perusahaan dengan menjamin kuantitas dan kualitas karyawan
2. Faktor Internal
Menghitung jumlah para karyawan serta mengevaluasi kemampuan mereka sebagai bentuk adanya kemungkinan untuk penugasan para karyawan untuk mengisi lowongan – lowongan pekerjaan yang akan datang.
3. Faktor Ketenagakerjaan
Adalah untuk meningkatkan kecermatan dalam menyusun perencanaan tenaga kerja atau SDM kedepan.
Hubungan
antara Perencanaan SDM dengan Anggaran
Penganggaran perusahaan
(Budgeting) merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan dan
satuan uang, yang bertujuan untuk memproyeksikan operasi perusahaan tersebut
dalam proyeksi laporan keuangan dan aliran kas. Sedangkan anggaran merupakan
suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan
dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu
(periode) tertentu di masa yang akan datang.
Antara manajemen sumber
daya manusia dengan anggaran terdapat hubungan yang sangat erat. Hubungan
tersebut dapat dilihat dalam beberapa hal sebagai berikut:
2. Karena gaji dan tunjangan-tunjangan merupakan 50% hingga 70% dari pengeluaran instansi pemerintah, nota keuangan yang paling vital yang disampaikan oleh pimpinan eksekutif, atau dianggarkan oleh lembaga legislatif, merupakan pengeluaran untuk gaji dan tunjangan.
3. Alat yang paling umum digunakan oleh lembaga legislatif untuk mempengaruhi besarnya dan arah dari program instansi adalah pembatasan anggaran atas sejumlah kedudukan yang dialokasikan untuk suatu instansi, dan tingkat gaji dan tunjangan yang diperuntukkan bagi jabatan-jabatan instansi pemerintah.
4. Perencanaan sumber daya manusia merupakan aspek manajemen kepegawaian pemerintah yang menjembatani antara lingkungan politik luar dan aktivitas-aktivitas inti seperti analisis pekerjaan, uraian pekerjaan, evaluasi pekerjaan dan imbalan/kompensasi
Anggaran
dan Manajemen Keuangan
Manajer keuangan adalah
seseorang yang bertugas menilai data keuangan yang disiapkan akuntan dan
membuat rekomendasi bagi manajemen tingkat atas mengenai strategi-strategi
untuk memperbaiki kinerja keuangan perusahaan.
Rencana keuangan yang
menjelaskan harapan-harapan manajemen atas pendapatan dan, dengan dasar
harapan-harapan tersebut, mengalokasikan penggunaan sumber daya tertentu di
seluruh perusahaan disebut dengan anggaran
Tipe anggaran yang
dikembangkan di dalam rencana keuangan perusahaan, yaitu :
Anggaran yang menyoroti rencana pengeluaran perusahaan untuk pembelian aset-aset utama yang sering kali memerlukan jumlah uang yang sangat besar
· Anggaran kas
Suatu anggaran yang memperkirakan proyeksi arus kas masuk dan keluar yang dapat digunakan perusahaan untuk mengetahui kekurangan atau kelebihan kas selama periode tertentu
· Anggaran operasional (master)
Anggaran yang mengikat erat semua anggaran perusahaan lainnya dan meringkas aktivitas keuangan bisnis yang direncanakan
Forecasting
SDM
Metode forecasting
sumber daya manusia yang dikenal, yaitu:
· Collective opinion, teknik ini meliputi pengumpulan informasi dari berbagai sumber didalam dan diluar organisasi dan kemudian mencapai kesepakatan kelompok mengenai penafsiran data tersebut.
· Categorical and Cluster forecasting, teknik kategori ini memperkirakan kebutuhan lebih lanjut untuk berbagai kelompok kedudukan dan teknik kluster ini memperkirakan kelompokkelompok bersama kedudukan tersebut dengan syarat dan tuntutan akan ketrampilan umum.
· Modeling, metode ini menggunakan matematis dan komputer dimana para manajer harus menggunakan teknik-teknik model untuk memperkirakan permintaan dan penawaran sumber daya manusia.
Bab
3
Desain
Pekerjaan dan Analisis Pekerjaan
Elemen-elemen desain
pekerjaan:
Elemen ini menyangkut masalah efisiensi yang artinya setiap pekerjaan harus dirancang secara efisien sehingga memberikan hasil yang maksimal dari pekerjaan yang dilakukan.
Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam elemen organisasional:
1. Pendekatan mekanistik, yaitu suatu cara kerja atau mekanisme kerja organisasi untuk mencapai tujuan
2. masalah aliran kerja, yaitu masalah urutan pekerjaan dalam organisasi.
3. praktik kerja, yaitu tentang bagaimana pelaksanaan pekerjaan.
b. Elemen Lingkungan
Elemen lingkungan memiliki pengaruh bagi organisasi dalam tersedianya sumber daya manusia yang berpotensi, berpendidikan maupun berpengalaman.
c. Elemen Keperilakuan
Untuk merancang desain pekerjaan juga harus mempertimbangkan elemen keperilakuan yang merupakan sifat dasar dan karakter dari sumber daya manusia
Trade-off
Keperilakuan dan Efisiensi
Pengertian efisiensi
yaitu perbandingan antara keluaran dengan pemasukan.
Trade off yang dihadapi
oleh para perancang pekerjaan perusahaan yaitu:
Tambahan spesialisasi akan menaikkan output sampai pada titik tertentu, apabila ada kenaikan spesialisasi maka output mengalami penurunan, karena adanya kebosanan atas pelaksanaan tugas yang terus menerus.
b. Kepuasan kerja versus spesialisasi
Kepuasan kerja akan meningkat sejalan dengan kenaikan spesialisasi, dan tambahan tambahan spesialisasi mengakibatkan kepuasan kerja akan menurun.
c. Proses belajar versus spesialisasi
Proses belajar pada pekerjaan yang terspesialisasi lebih cepat mencapai standar
d. Perputaran karyawan versus spesialisasi
Spesialisasi pekerjaan dapat dengan mudah dan cepat dipelajari, tapi biasanya kepuasan yang diperoleh lebih rendah, kepuasan yang rendah ini akan menyebabkan tingkat perputaran tenaga kerja tinggi
Analisis
Pekerjaan
adalah proses
mempelajari dan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan operasi dan
tanggung jawab suatu pekerjaaan tertentu. Ada dua kegiatan utama dalam analisis
pekerjaan, yaitu mengumpulkan informasi tentang operasi dan tanggung jawab
suatu pekerjaan dan mempelajarinya lebih mendalam.
Arti
Pentingnya Analisis Jabatan
Analisis Jabatan adalah
sebuah proses untuk mengidentifikasikan dan menentukan secara rinci tugas dan
persyaratan pekerjaan tertentu serta kepentingan yang berkaitan dengan
tugas-tugas pada jabatan atau pekerjaan tertentu.
Tujuan
Analisis Jabatan:
2. Job classification, penyusunan pekerjaan-pekerjaan ke dalam kelas-kelas, kelompok-kelompok, atau jenis-jenis berdasarkan rencana sistematika tertentu.
3. Job evaluation, suatu prosedur pengklasifikasian pekerjaan berdasarkan kegunaan masing-masing di dalam organisasi dan dalam pasar tenaga kerja luar yang terkait
4. Job desing instructuring, meliputi usaha-usaha untuk mengalokasi dan merestrukturalisasikan kegiatan-kegiatan pekerjaan ke dalam berbagai kelompok.
5. Personal requirement/spesifications, berupa penyusunan persyaratan-persyaratan atau spesifikasi-spesifikasi tertentu bagi suatu pekerjaan, seperti pengetahuan, keterampilan, ketangkasan, sifat dan ciri-ciri yang diperlukan bagi keberhasilan pelaksanaan suatu pekerjaan.
6. Performance appraisal, tujuan penting daripada penilaian performansi ini adalah dengan maksud untuk mempengaruhi dari para pekerja melalui keputusan-keputusan administrasi, seperti promosi, pemberhentian sementara (lay off), pemindahan (transfer), kenaikan gaji, memberi informasi kepada para pekerja tentang kemampuan dan kekurangan yang berkaitan dengan pekerjaannya masing-masing.
7. Worker training, untuk tujuan-tujuan pelatihan.
8. Worker mobility, untuk tujuan mobilitas pekerja (karir)
9. Efficiency, ini mencakup penggabungan proses kerja yang optimal dan rancangan keamanan dari peralatan dan fasilitas fisik lainnya dengan referensi tertentu pada kegiatan-kegiatan kerja, termasuk prosedur-prosedur kerja, susunan kerja dan standar-standar kerja
10. Safety, sama dengan efisiensi, tapi perhatiannya lebih diarahkan pada identifikasi dan peniadaan perilaku-perilaku kerja yang tidak aman, kondisi-kondisi lingkungan
11. Human resource planning, ini meliputi kegiatankegiatan antisipatif dan reaktif melalui suatu organisasi untuk memastikan organisasi tersebut memiliki dan akan terus memiliki jumlah dan macam orang pada tempat yang tepat, waktu yang tepat, dll.
12. Legal/quasi legal requirements, aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan lainnya yang berkaitan dengan organisasi
Jenis
Analisis Jabatan:
1.
Analisis pekerjaan tradisional
(Traditional Job Description), yang mana hanya mencari informasi sekitar 3
aspek, yaitu:
a)
Tanggung jawab (responsibilities)
b)
Kewajiban (duties)
c)
Kualifikasi (qualification)
2.
Analisis pekerjaan yang berorientasi
pada hasil (Results-oriented Job Description), dimana lebih menekankan pada
manfaat suatu pekerjaan, harapan yang akan dicapai, sesuai dengan aspek-aspek,
yaitu:
a) Tasks
b) Conditions
c) Standards
d) SKAs
(Skills, Knowledge, Abilities)
e) Qualifications
Sifat
dari Analisis Jabatan
1. Analisis
Jabatan adalah prosedur untuk menetapkan tugas dan tuntutan ketrampilan dari
suatu jabatan dan orang macam apa yang akan ditugasi disitu.
2. Uraian
Jabatan adalah suatu daftar tugas-tugas, tanggung jawab, hubungan laporan,
kondisi kerja, dan kepercayaan suatu jabatan
3. Spesifikasi
Jabatan adalah suatu daftar dari tuntutan manusiawi suatu jabatan yakni
pendidikan, ketrampilan, kepribadian yang sesuai
Metode
Mengumpulkan Informasi Analisis Jabatan
2. Kuesioner
3. Observasi
4. Buku Harian (diary/logs) peserta
Bab
4
Penarikan
SDM
Penarikan tenaga kerja
adalah penarikan sumber daya manusia dalam arti mencari atau melakukan
penarikan tenaga kerja yang berkualitas.
Aktivitas penarikan
dimulai pada saat calon mulai dicari, dan berakhir pada saat lamaranmereka
diserahkan
Tujuan
Penarikan
2. Mempengaruhi pelamarmenerima tawaran pekerjaan yang mereka terima,
3. Sebagai sarana pertukaran informasi.
Alasan-alasan
Dasar Penarikan
· Adanya perluasan (ekspansi) kegiatan organisasi
· Terciptanya pekerjaan-pekerjaan dan kegiatan-kegiatan baru
· Adanya pekerjaan yang pindah ke organisasi lain
· Adanya pekerja yang berhenti, baik dengan hormatmaupun tidak dengan hormat sebagai tindakan hukuman
· Adanya pekerja yang berhenti karenamemasuki usia pensiun, dan
· Adanya pekerja yang meninggal dunia.
Kendala-kendala
Penarikan
· Kebijaksanaan promosi : ada atau tidaknya lowongan pekerjaan.
· Kebijaksanaan kompensasi : besarnya kompensasi akan mempengaruhi minat pencari kerja untuk melamar serius.
· Kebijaksanaan status karyawan : kejelasan status karyawan akanmenyebabkan animo pelamar yang qualified
· Kebijaksanaan penerimaan tenaga lokal: pencarian tenaga kerja yang dikaitkan dengan lokasi dimana perusahaan berdiri dengan maksud menjalin hubungan baik dgn masyarakat sekitar.
b. Rencana SDM
merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam proses penarikan dengan merinci persediaan keterampilan, rencana latihan dan pengembangan, promosi dan menguraikan mana pekerjaan yang akan diisi oleh internal perusahaan dan mana yang akan diisi melalui penarikan
c. Kondisi pasar tenaga kerja
Harga tenaga kerja ditentukan oleh kekuatan supply dan demand atau pencari kerja dan kebutuhan perusahaan, apabila suplai tenaga kerja terbatas di lokasi perusahaan maka harus diperluas dengan konsekuensi biaya lebih besar.
d. Kondisi lingkungan eksternal, mecakup:
· tingkat pengangguran,
· kondisi dan tingkat pertumbuhan ekonomi
· hukum perburuhan
· proyeksi angkatan kerja
· kelangkaan tenaga kerja dengan keterampilan tertentu dan
· kegiatan penarikan oleh para pesaing pencari kerja
e. Persyaratan jabatan
merupakan kendala dalam penarikan, misalnya menarik tenaga terampil lebih sulit dibandingkan dgn tenaga tidak terampil, oleh karena itu departemen personalia perlumempelajari permintaan jabatan dan informasi analisis jabatan dan pendapat para manajer
f. Kebiasaan-kebiasaan pelaksana penarikan
Keberhasilan pelaksanaan penarikan masa lalu akanmemudahkan dalam pengambilan keputusan penarikan, sebaliknya kesalahan masa lalu akan menjadi hambatan pula dalam penarikan.
Saluran-saluran
Penarikan
b. Rekomendasi dari karyawan: Penarikan SDM melalui rekomendasi dari karyawan perusahaan yang sudah lama bekerja
c. Iklan: Penarikan SDM dengan caramemasang iklan di media massa
d. Agen-agen penempatan tenaga kerja: Penarikan SDM melalui kantor penempatan tenaga kerja baik swasta maupun pemerintah
e. Lembaga Pendidikan : Penarikan SDM melalui usaha khusus danmenjalin hubungan kerjasama dgn lembaga pendidikan.
f. Organisasi karyawan: Penarikan SDM dari karyawan yang terampil dari organisasi karyawan
g. Leasing: Penarikan SDM dengan caramenyewa tenaga yang professional yang terampil kepada perusahaan penyewaan tenaga kerja
h. Nepotisme: Penarikan anggota keluarga untukmenjadi bagian dari organisasi atau perusahaan, tidak berdasarkan keterampilan
i. Asosiasi professional: Penarikan SDM dari organisasi profesional seperti KADIN,HIPMI, IWAPI guna menampung tenaga profesional untuk mendapatkan pekerjaan
j. Operasi Militer: Penarikan SDM darimiliter yang telah berakhir masa tugasnya, biasanya memiliki tenaga terampil tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan misalnya tenaga mekanik, pilot dll
Proses Penarikan
· Pembuatan rencana untukmerekrut,
· Penyusunan strategi untukmerekrut,
· Mencari pelamar kerja,
· Menyisihkan pelamar yang tidak cocok, dan
· Mempertahankan kumpulan pelamar
Evaluasi
Penarikan
Suksesnya fungsi
penarikan dapat dilihat dari beberapa kriteria sbb :
· Jumlah usul tentang pelamar yang diajukan untuk diterima
· Jumlah penerimaan atau pelamar yang diterima
· Jumlah penempatan karyawan yang berhasil
Bab
5
Seleksi
Tenaga Kerja dan Penempatan
Seleksi adalah suatu
kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar yang diterima atau ditolak untuk
menjadi karyawan perusahaan. Seleksi ini didasarkan kepada spesifikasi tertentu
dari setiap perusahaan bersangkutan (Malayu Hasibuan)
Dasar
Seleksi
Misal: seleksi usia, melarang adanya diskriminasi kulit, agama, dan suku bangsa
· Job specification
Prinsip: “the right man on the right place and the right man behind the right gun”.
· Ekonomis rasional
Biaya, waktu dan pikiran dimanfaatkan secara efektif sehingga hasil efektif dapat dipertanggungjawabkan.
· Etika sosial
Memperhatikan norma-norma hukum, agama, kebudayaan, dan adat istiadat masyarakat serta hukum yang berlaku di negara bersangkutan.
Tujuan
Seleksi
2. Mendapatkan karyawan yang jujur dan berdisiplin
3. Mendapatkan karyawan yang cakap dengan penempatan yang tepat
4. Mendapatkan karyawan yang terampil dan bersemangat dalam bekerja
5. Mendapatkan karyawan yang memenuhi syarat Undang-Undang Perburuhan
6. Mendapatkan karyawan yang dapat bekerja sama
7. Mendapatkan karyawan yang dinamis dan kreatif
8. Mendapatkan karyawan yang inovatif dan bertanggung jawab
9. Mendapatkan karyawan yang loyal dan berdedikasi tinggi
10. Mendapatkan karyawan yang bekerja secara mandiri
11. Mengurangi tingkat absensi dan turn over karyawan
Metode
Penetapan Jumlah Karyawan
Dalam metode ini jumlah karyawan yang dibutuhkan hanya didasarkan atas perkiraan saja. Metode ini akan mengakibatkan jumlah karyawan yang diterima tidak sesuai dengan kebutuhan volume pekerjaan
2. Metode Ilmiah
Dalam metode ini jumlah karyawan yang akan diterima betul-betul atas perhitungan dan analisis beban kerja serta standart prestasi kerja
Cara
Seleksi
Seleksi yang dilaksanakan tidak berdasarkan kepada kriteria, standar, atau spesifikasi kebutuhan nyata pekerjaan atau jabatan, tetapi hanya didasarkan kepada perkiraan dan pengalaman saja.
Ilmiah
Seleksi ini didasarkan kepada job specification dan kebutuhan nyata jabatan yang diisi serta berpedoman kepada kriteria dan standar-standar tertentu
Sistem
dan Prosedur Seleksi
· Succesive-Hurdles adalah sistem seleksi yang dilaksanakan berdasarkan urutan testing
· Compensatory-Approach adalah sistem seleksi dengan menghitung rata-rata nilai test pelamar, apakah mencapai standar atau tidak.
Langkah-langkah Seleksi
2. Pengisian blanko lamaran.
3. Pemeriksaan referensi
4. Wawancara pendahuluan
5. Test penerimaan
Jenis-jenis
Tes Penerimaan
yaitu peralatan tes yang mengukur atau menguji keperibadian, temperamen, bakat, minat, kecerdasan, keinginan berprestasi terdiri dari :
1) tes kecerdasan (intelegence test) : menguji kemampuan mental pelamar dalam hal daya pikir secara menyeluruh dan logis.
2) tes kepribadian (personality test) :kesediaan bekerja sama, sifat kepemimpinan dll
3) tes bakat (aptitude test): kemampuan potensial yang dapat dikembangkan.
4) tes minat (interest test): mengukur antusiasme terhadap sesuatu jenis pekerjaan
5) tes prestasi (achievement test): mengukur kemampuan pelamar sekarang
b. Tes Pengetahuan
yaitu bentuk tes yang menguji informasi atau pengetahuan yang dimiliki para pelamar sesuai kebutuhan dalam pelaksanaan pekerjaan
c. Performance Test
yaitu mengukur kemampuan pelamar untuk melaksanakan pekerjaan yang akan dipegang, misalnya tes mengetik bagi calon pengetik
Tingkat-tingkat
Seleksi
- Tingkat Pertama :meliputi semua prosedur seleksi sejak dari surat lamaran sampai dengan pelamar dinyatakan diterima.
- Tingkat Kedua : dilakukan pada calon karyawan yang status masa percobaan. Seleksi tingkat kedua lamanya ada yang 3 bulan, 6 bulan atau setahun.
- Tingkat Ketiga : seleksi yang dilakukan dengan mengikuti prajabatan atau latihan, mereka akan dipromosikan dan diangkat menjadi karyawan tetap serta haknya akan diterima sepenuhnya
Kendala-kendala
Seleksi
Kendalanya adalah kesulitan untuk menentukan standar tolak ukur yang akan digunakan mengukur kualifikasi-kualifikasi selektif secara objektif.
b. Penyeleksi
Kendalanya adalah kesulitan mendapatkan penyeleksi yang benar-benar qualified, jujur dan objektif pernilainya.
c. Pelamar
Kendalanya adalah kesulitan untuk mendapatkan jawaban yang jujur dari pelamar.
Langkah-langkah
Dalam Proses Seleksi
2. Tes-tes penerimaan
3. Wawancara seleksi
4. Pemeriksaan referensi-referensi
5. Evaluasi medis (tes kesehatan)
6. Wawancara
7. Keputusan penerimaan
Bab
6
Pelatihan
dan Pengembangan SDM
Pelatihan (training)
adalah suatu proses peningkatan dan usaha untuk menyempurnakan bakat,
keterampilan, kecakapan, kemampuan dan keahlian karyawan dalam menjalankan
tugas pekerjaannya serta guna mewujudkan tujuan perusahaan.
Pengembangan
(development) dapat diartikan sebagai penyiapan individu untuk memikul tanggung
jawab yang berbeda atau yang Iebih tinggi dalam perusahaan, organisasi, lembaga
atau instansi pendidikan
Pengembangan SDM
bertujuan untuk menemukan dan mengeluarkan potensi yang ada pada diri karyawan
yang mungkin selama ini masih terpendam, untuk tujuan pengembangan personal dan
perusahaan.
Tujuan pelatihan (training)
dan pengembangan SDM (human resource development) pada dasarnya dikelompokkan
ke dalam lima bidang:
2. Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi.
3. Mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar kompeten dalam pekerjaan.
4. Membantu memecahkan masalah operasional.
5. Mempersiapkan karyawan untuk promosi.
Kapan
Pelatihan Diperlukan?
Pelatihan (training) diperlukan agar calon karyawan mendapatkan gambaran profil perusahaan secara keseluruhan baik visi, misi, kultur dan prinsip serta peraturan perusahaan. calon karyawan yang mengikuti training tentunya akan diberi pelatihan on the job training dan ditempatkan di beberapa bidang. Dengan demikian, calon karyawan dapat dinilai oleh Anda lebih cocok di tempatkan di bidang apa saat sudah bekerja nanti
2. Membutuhkan Regenerasi Karyawan
Regenerasi Karyawan dalam artian penyaringan sekaligus meng-upgrade karyawan yang telah bekerja di perusahaan Anda agar dapat dipromosikan ke tahap eksekutif perusahaan. Tujuan training untuk karyawan adalah agar menguji sekaligus membantu mereka untuk belajar hal-hal lain selain bidang pekerjaannya agar menggali potensi dari karyawan tersebut.
3. Penerapan Sistem Baru
Sistem sangat mempengaruhi keseluruhan perusahaan sehingga wajib dilakukan manajemen training untuk mempelajari sistem komputerisasi yang baru.
4. Penerapan Kebijakan Perusahaan Yang Baru
Training membantu Anda mensosialisikan kebijakan baru tersebut. Kebijakan seperti peraturan perusahaan, visi dan misi yang baru tentu dapat merubah secara umum kinerja dari karyawan tentunya harus ada pelatihan yang dilakukan agar nantinya kebijakan dapat dijalankan dengan lancar
Jenis-jenis
Pelatihan dan Pengembangan
merupakan jenis pelatihan yang sering dilakukan pada setiap perusahaan. Program skill training relatif sederhana seperti menilai kebutuhan atau kekurangan dan kemudian diidentifikasi melalui penilaian yang teliti.
2. Retraining (Pelatihan Ulang SDM)
yaitu memberikan keahlian yang dibutuhkan oleh karyawan untuk menghadapi tuntutan kerja yang berubah-ubah.
3. Cross Functional Training
adalah pelatihan yang melibatkan SDM atau karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain pekerjaan yang ditugaskan
4. Team Training (Pelatihan Tim)
dilakukan dengan bekerja sama yang terdiri dari sekelompok individu untuk menyelesaikan pekerjaan demi tercapainya tujuan bersama dalam sebuah tim kerja.
5. Language Training (Pelatihan Bahasa)
Dengan adanya pelatihan bahasa maka karyawan dapat meningkatkan komunikasi bahasa asing dan dapat memberikan value tambahan pada karyawan.
6. Technology Training (Pelatihan Teknologi)
Pelatihan teknologi bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan keahlian karyawan.
7. Creativity Training (Pelatihan Kreatifitas SDM)
yaitu pelatihan SDM dengan memberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin berdasarkan pada nilai rasional.
Orientasi
Pekerja Baru
Orientasi karyawan
adalah proses menyediakan karyawan baru informasi-informasi yang secara ideal
harus diketahui oleh karyawan, terutama latar belakang perusahaan, yang dapat
membantu menumbuhkan engagement karyawan baru pada perusahaan.
Empat
tujuan orientasi
2. Memastikan karyawan baru memiliki informasi dasar agar dapat melakukan pekerjaannya dengan baik
3. Membantu karyawan baru mengerti organisasi secara luas (misalnya visi, misi, kultur, dan value perusahaan)
4. Membantu karyawan tersebut dalam memulai bersosialisasi di perusahaan
Lima
tahap proses pelatihan
2. Design: Desain berarti merencanakan program pelatihan secara keseluruhan, termasuk objektif, metode penyampaian, dan evaluasi program.
3. Develop: Tahapan ini, berarti membuat instruksi atau arahan.
4. Implementation: Tahap implementasi, HR harus mengembangkan prosedur untuk melatih fasilitator dan karyawan.
5. Evaluation: melihat bagaimana hasil dari pelatihan yang diberikan kepada karyawan.
· Time Series: Perbandingan performance
karyawan sebelum dan setelah program pelatihan.
· Controlled Experimentation: Perbandingan
performance pada karyawan yang tidak mendapat pelatihan dengan yang sudah
mendapat program pelatihan
Pengembangan
Formal dan Nonformal
- Pengembangan secara formal yaitu
karyawan ditugaskan perusahaan untuk mengikuti pendidikan atau latihan, baik
yang dilakukan perusahaan maupun yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pendidikan
atau pelatihan.
- Pengembangan secara informal yaitu
karyawan atas keinginan dan usaha secara mandiri, melatih dan mengembangkan
dirinya dengan mempelajari buku-buku literatur yang ada hubungannya dengan
pekerjaan atau jabatannya.
Arti
dan Pentingnya Pengembangan SDM
Pelatihan karyawan
penting sekali untuk dilakukan, karena dengan memberikan pelatihan pada
karyawan akan dapat menghindarkan risiko yang sangat besar bagi perusahaan.
Kecelakaan kerja bisa dapat terjadi apabila perusahaan mengabaikan pelatihan
bagi karyawan.
Manfaat pelatihan dan
pengembangan SDM bagi perusahaan:
2. Perusahaan akan mampu beradaptasi dengan cepat dalam kemajuan teknologi manapun alat-alat baru.
3. Perusahaan mempu bersaing dengan pesaing-pesaingnya.
4. Perusahaan akan mampu memberikan produk atau jasa yang berkualitas sehingga akan meningkatkan citra positif perusahaan.
5. Perusahaan dapat mempersiapkan karyawan untuk kenaikan jabatan.
Manfaat pelatihan dan pengembangan SDM bagi karyawan:
1. Produktivitas karyawan meningkat
2. Karyawan akan memahami dan bertanggungjawab dengan jobdesk yang dimilikinya
3. Skill dan sikap karyawan akan menjadi lebih baik
4. Karyawan akan dapat menghindari kesalahan yang akan merugikan perusahaan.
Bab
7
Perencanaan
dan Pengembangan Karir
Pengembangan karir
merupakan proses menyelaraskan rencana karir karyawan dengan kebutuhan
perusahaan melalui manajemen karir.
Ruang
Lingkup Perencanaan Karir
a. Perencanaan jenjang jabatan atau pangkat karyawan.
b. Perencanaan tujuan-tujuan organisasi atau perusahaan.
Langkah-langkah
Perencanaan Karir
2. Menetapkan Tujuan Karir
3. Menyiapkan Rencana-Rencana
4. Melaksanakan Rencana- Rencana
Pertimbangan
dalam Perencanaan Karir
Dalam perencanaan karir
perlu dipertimbangkan beberapa hal, terutama yang menyangkut masa jabatan atau
pemindahan jabatan seseorang yang berpengaruh pada jenjang karirnya.
Pertimbangan tersebut antara lain:
Seseorang yang memangku jabatan belum cukup lama atau terlalu singkat maka akan mengakibatkan hal-hal seperti berikut:
1. Pada umumnya mereka belum mengenal dan menghayati pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya tersebut.
2. Program kerja yang mungkin sudah ditetapkan belum sempat diselaesaikan dengan tuntas.
3. Penghayatan pada jabatan yang dipangku belum mendalam, namun harus menyipkan diri untuk memahami tugas baru.
4. Secara psikologis, menimbulkan pertanyaan yang tidak mudah dijawab untuk mengetahui penyebabnya.
2. Masa Jabatan yang Terlalu Lama
Masa jabatan seseorang yang terlalu lama dalam suatu organisasi juga merupakan gejala yang tidak sehat. Akibat-akibat yang timbul:
1. Adanya rasa bosan karena pekerjaan dan rutinitas yang sama sehingga kurang bervariasi.
2. Sikap pasif dan apatis sehingga menurunnya moivasi dan inisiatif dalam bekerja.
3. Menumpulkan kreativitas karena kurang tantangan yang berarti.
4. Menimbulkan iklim kerja yang stastis dan menutup kemungkinan pejabat baru dari generasi penerusnya.
3. Keinginan Pindah Jabatan
Harapan untuk dipindahkan dari jabatan lama kejabatan baru selalu ada dalam pikiran para karyawan atau anggota organisasi. Berbagai penyebab keinginan pindah jabatan antara lain:
1. Seseorang terlalu lama menjabat suatu jabatan didaerah terpencil sehingga dirasakan tidak mudah mengembangkan diri.
2. Perasaan kurang tepat pada jabatan yang sekedar diembang karena tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan, pengalaman, atau keinginan.
3. Merasa bahwa jabatan ynag sekarang sekadar batu loncatan untuk meniti karir lebih lanjut
Pengembangan
Karir
meliputi
aktivitas-aktivitas untuk mempersiapkan seorang individu pada kemajuan jalur
karir yang direncanakan.
Titik awal pengembangan
karir dimulai dari diri karyawan sendiri, di mana setiap orang bertanggung
jawab atas pengembangan atau kemajuan karirnya. Setelah komitmen dimiliki,
beberapa kegiatan pengembangan menguntungkan karyawan dan organisasi,
departemen SDM melakukan pelatihan dan pengembangan bagi karyawan
Manfaat
Perencanaan Karir
2. Mendorong pertumbuhan
3. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi akan sumber daya manusia di masa yang akan datang.
4. Memberikan informasi kepada organisasi dan individu yang lebih baik
5. Mengembangkan karyawan yang dapat dipromosikan
6. Menyediakan fasilitas bagi penempatan internasional
7. Membantu menciptakan keanekaragaman angkatan kerja
8. Membuka jalan bagi karyawan yang potensial
9. mencegah manajer yang mau menang sendiri.
10. Membantu pelaksanaan rencana-rencana kegiatan yang telah disetujui
Manfaat
Pengembangan Karir
1. Menjamin ketersediaan bakat yang diperlukan
2. Meningkatkan kemampuan organisasi
3. Mengurangi frustasi karyawan
4. Mendorong adanya keanekaragaman budaya dalam sebuah organisasi
5. Meningkatkan nama baik organisasi
Bagi karyawan pengembangan karir bermanfaat untuk dapat :
1. Menggunakan potensi seseorang dengan sepenuhnya
2. Menambah tantangan dalam bekerja
3. Meningkatkan otonomi
4. Meningkatkan tanggung jawab
Bab
8
Promosi
dan Pemindahan
Promosi berarti
perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan lain yang mempunyai status dan
tanggung jawab yang lebih tinggi disertai dengan peningkatan gaji/upah lainnya,
walaupun tidak selalu demikian.
Azas-azas
Promosi
mengenai kejujuran, kemampuan, dan kecakapan karyawan bersangkutan dalam melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik pada jabatan tersebut.
2. Azas Keadilan
Penilaian harus jujur dan obyektif, tidak pilih kasih atau like and dislike.
3. Azas Formasi
Ada uraian pekerjaan/jabatan (job discription) yang akan dilaksanakan karyawan.
Dasar
Promosi
Menurut Hasibuan, dasar
untuk mempromosikan karyawan adalah:
yaitu promosi yang didasarkan pada lamanya pengalaman kerja karyawan. orang yang terlama bekerja dalam perusahaan mendapat prioritas pertama dalam tindakan promosi.
b. Kecakapan (ability)
orang yang cakap atau ahli mendapat prioritas pertama untuk dipromosikan.
c. Kombinasi pengalaman dan kecakapan
berdasarkan lamanya dinas, ijazah pendidikan formal yang dimiliki, dan hasil ujian kenaikan golongan. Cara ini adalah dasar promosi yang terbaik dan paling tepat karena mempromosikan orang yang paling berpengalaman dan terpintar, sehingga kelemahan promosi yang hanya didasarkan pengalaman/kecakapan saja dapat diatasi.
Tujuan
Promosi
· Menimbulkan kepuasan dan kebanggaan pribadi, status sosial yaang semakin tinggi, dan penghasilan yang semakin besar
· Merangsang agar karyawan lebih bergairah bekerja, berdisiplin tinggi, dan memperbesar produktivitas kerjanya
· Menjamin stabilitas kepegawaian dengan direalisasikannya promosi kepada karyawan dengan dasar dan pada waktu yang tepat serta penilaian yang jujur
· Kesempatan promosi dapat menimbulkan keuntungan berantai (multiplier effect) dalam perusahaan karena timbulnya lowongan berantai.
· Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan kreativitas dan inovasinya yang lebih baik demi keuntungan optimal perusahaan
· Menambah/memperluas pengetahuan serta pengalaman kerja para karyawan dan ini merupakan daya dorong bagi karyawan lainnya.
· Mengisi kekosongan jabatan karena pejabatnya berhenti.
· Karyawan yang dipromosikan kepada jabatan yang tepat, semangat, kesenangan, dan ketenangannya dalam bekerja semakin meningkat sehngga produktivitas kerjanya juga meningkat
· Untuk mempermudah penarikan pelamar sebab dengan adanya kesempatan promosi merupakan daya pendortong serta perangsang bagi pelamar-pelamar untuk memasukkan lamarannya
· Promosi akan memperbaiki status karyawan dari karyawan sementara menjadi karyawan tetap setelah lulus masa percobaan.
Jenis
Promosi
2. Promosi Tetap : promosi seorang karyawan dari suatu jabatan ke jabatan yang lebih tinggi karena karyawan tersebut telah memenuhi syarat untuk dipromosikan. wewenang, tanggung jawab serta gajinya akan naik
3. Promosi Kecil : menaikkan jabatan seseorang karyawan dari jabatan yang tidak sulit dipindahkan ke jabatan yang sulit yang meminta ketrampilan tertentu, tetapi tidak disertai dengan peningkatan wewenang, tanggung jawaab dan gaji.
4. Promosi Kering : menaikkan jabatan seseorang ke jabatan yang lebih tinggi disertai dengan peningkatan pangkat, wewenang dan tanggung jawab tetapi tidak disertai dengan kenaikan gaji/upah
Demosi
Karyawan
Demosi adalah
perpindahan karyawan dari suatu jabatan ke jabatan yang lebih rendah di dalam
suatu organisasi, wewenang, tanggung jawab, pendapatan serta statusnya semakin
rendah.
Tujuan demosi: untuk
menghindari kerugian perusahaan, memberikan jabatan/posisi, gaji dan status
yang tepat sesuai dengan kemampuan kecakapan karyawan yang bersangkutan.
Pemindahan
(Mutasi)
Mutasi adalah suatu
perubahan posisi/jabatan/ tempat/pekerjaan yang dilakukan baik secara
horizontal maupun vertikal (promosi/demosi) di dalam suatu organisasi.
Tujuan
Mutasi
· Menciptakan keseimbangan antara tenaga kerja dengan komposisi pekerjaan atau jabatan
· Memperluas atau menambah pengetahuan karyawan
· Menghilangkan rasa bosan/jemu terhadap pekerjaannya
· Memberikan perangsang agar karyawan mau berupaya meningkatkan karir yang lebih tinggi.
· Pelaksanaan hukuman/sanksi atas pelanggaran- pelanggaran yang dilakukannya.
· Memberikan pengakuan dan imbalan terhadap prestasinya.
· Pendorong agar spirit kerja meningkat melalui persaingan terbuka
· Tindakan pengamanan yang lebih baik.
· Menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi fisik karyawan.
· Mengatasi perselisihan antara sesama karyawan
Prinsip
dan Dasar Mutasi
Menurut Hasibuan,
prinsip mutasi adalah memutasikan karyawan kepada posisi yang tepat dan
pekerjaan yang sesuai, agar semangat dan produktivitas kerjanya meningkat.
Dasar mutasi adalah:
b. Seniority system : mutasi yang didasarkan atas landasan masa kerja, usia dan pengalaman kerja dari karyawan bersangkutan.
c. Spoiled system : mutasi didasarkan atas landasan kekeluargaan. Sistem mutasi seperti ini kurang baik karena didasarkan atas pertimbangan suka atau tidak suka
Bab
9
Penilaian
Prestasi Kerja
Kinerja
Kinerja pada dasarnya
adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan. Kinerja karyawan
yang umum untuk kebanyakan pekerjaan meliputi elemen sebagai berikut:
2. Kualitas dari hasil
3. Ketepatan waktu dari hasil
4. Kehadiran
5. Kemampuan bekerja sama
Kepuasan
Kerja
merupakan sesuatu yang
bersifat individual. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda
sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya.
Teori kepuasan kerja:
2. Teori keadilan (equity theory), teori ini mengemukakan bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas, tergantung pada ada atau tidaknya keadilan dalam suatu situasi khususnya situasi kerja.
3. Teori dua faktor (two factor theory), menurut teori ini kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja itu merupakan hal yang berbeda jadi kepuasan dan ketidakpuasan terhadap pekerjaan itu bukan suatu variabel yang kontinyu.
Hal-hal yang dapat
menimbulkan rasa puas dalam bekerja:
· Apabila hasil yang dicapai lebih besar dari standar yang ditetapkan
· Apabila yang didapat oleh karyawan sesuai dengan persyaratan yang diminta yang ditambah dengan ekstra yang menyenangkan konsisten untuk setiap saat serta dapat ditingkatkan setiap waktu
Faktor-faktor penyebab
kepuasan kerja menurut Job Descriptive Index:
2. Pembayaran yang sesuai
3. Organisasi dan manajemen
4. Supervisi pada pekerjaan yang tepat
5. Orang yang berada dalam kerjaan yang tepat
Komitmen
Organisasional
merupakan tingkatan sampai
di mana karyawan yakin dan menerima tujuan organisasional, serta berkeinginan
untuk tinggal bersama organisasi
Penilaian
Prestasi Kerja
merupakan alat
manajemen sumber daya manusia yang digunakan untuk mengukur kualitas sumber
daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan pada suatu periode tertentu,
sekaligus untuk mengetahui tingkat kesesuaiannya dengan kebutuhan sumber daya
manusia pada periode yang sama.
Penilaian kinerja,
merupakan proses mengevaluasi seberapa baik karyawan melakukan pekerjaan mereka
jika dibandingkan dengan seperangkat standar dan kemudian mengkomunikasikan
informasi tersebut kepada karyawan.
Tujuan penilaian
kinerja atau prestasi kinerja karyawan pada dasarnya meliputi:
2. Pemberian imbalan yang serasi, misalnya untuk memberikan kenaikan gaji berkala, gaji pokok, kenaikan gaji istimewa, insentif uang.
3. Mendorong pertanggungjawaban dari karyawaan.
4. Untuk pembeda karyawan yang satu dengan karyawan yang lain.
5. Meningkatkan motivasi kerja.
6. Meningkatkan etos kerja
7. Memperkuat hubungan antara karyawan dengan supervisor melalui diskusi tentang kemajuan kerja karyawan.
8. Riset seleksi sebagai kriteria keberhasilan/efektivitas.
9. Sebagai alat untuk menjaga tingkat kinerja.
10. Mengembangkan dan menetapkan kompensasi pekerjaan.
Kriteria
Penyelia (Penilaian)
a. Atasan ( Atasan Langsung, Atasan Tidak Langsung)
b. Bawahan langsung ( jika karyawan yang dinilai mempunyai bawahan langsung).
2. Pada umumnya karyawan hanya dinilai oleh atasannya (baik oleh atasan langsung maupun tidak langsung). Penilaian oleh rekan dan bawahan hampir tidak pernah dilaksanakan kecuali untuk penilaian riset
3. Karyawan berada dalam keadaan yang sangat tergantung kepada atasannya, jika penilaian kinerja hanya dilakukan oleh atasan langsungnya. Atasannya dapat berlaku seolah-olah sebagai dewa yang menentukan nasib karyawannya.
4. Untuk menghindari atau meringankan keadaan ketergantungan tersebut dilakukan beberapa hal lain dengan mengadakan penilaian kinerja yang terbuka (penilaian atasan dibicarakan dengan karyawan yang dinilai) atau dengan menambah jumlah atasan yang menilai kinerja karyawan (biasanya atasan dari atasan langsung berfungsi sebagai penilai kedua).
Kegunaan
Penilaian Kerja
Kegunaan penilaian
kinerja ditinjau dari berbagai perspektif pengembangan perusahaan, khususnya
manajemen SDM, yaitu:
2. Posisi tawar. Untuk memungkinkan manajemen melakukan negosiasi yang objektif dan rasional dengan serikat buruh (kalau ada) atau langsung dengan karyawan.
3. Perbaikan kinerja. Umpan balik perlaksanaan kerja yang bermanfaat bagi karyawan, manager, dan spesialis personil dalam bentuk kegiatan untuk meningkatkan atau memperbaiki kinerja.
4. Penyesuaian kompensasi. Penilaian kinerja membantu mengambil keputusan dalam penyesuaian ganti-rugi, menentukan siapa yang perlu dinaikan upah-bonus atau kompensasi lainnya.
5. Keputusan penempatan. Membantu dalam promosi, keputusan penempatan, perpindahan, dan penuruan pangkat pada umumnya didasarkan pada masa lampau atau mengantisipasi kinerja.
6. Pelatihan dan pengembangan. Kinerja yang buruk mengindikasikan adanya suatu kebutuhan untuk latihan
7. Perencanaan dan pengembangan karir. Umpan balik penilaian kinerja dapat digunakan sebagai panduan dalam perencanaan dan pengembangan karir karyawan, penyusun program pengembangan karir yang tepat, dapat menyelaraskan antara kebutuhan karyawan dengan kepentingan perusahaan.
8. Evaluasi proses staffing. Prestasi kerja yang baik atau buruk mencerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur staffing departemen SDM
9. Penempatan karyawan. Kinerja yang baik atau jelek mengisyaratkan kekuatan atau kelemahan dalam prosedur penempatan karyawan di departemen SDM.
10. Ketidakakuratan informasi. Kinerja lemah menandakan adanya kesalahan di dalam informasi analisis pekerjaan, perencanaan MSDM atau sistem informasi manajemen SDM.
11. Kesalahan dalam merancang pekerjaan. . Melalui penilaian kinerja dapat membantu mendiagnosis kesalahan ini.
12. Kesempatan kerja yang adil. Penilaian kinerja yang akurat terkait dengan pekerjaan dapat memastikan bahwa keputusan penempatan internal tidak bersifat diskriminatif.
13. Mengatasi tantangan-tantangan eksternal.
14. Elemen-elemen pokok sistem penilaian kinerja.
15. Umpan balik ke SDM. Kinerja baik atau jelek di seluruh perusahaan mengidentifikasikan seberapa baik departemen SDM berfungsi.
Jenis-jenis
Penilaian Kerja
2. Penilaian oleh kelompok lini: atasan dan atasannya lagi bersama-sama membahas kinerja dari bawahannya yang dinilai.
3. Penilaian oleh kelompok staf: atasan meminta satu atau lebih individu untuk bermusyawarah dengannya; atasan langsung membuat keputusan akhir.
4. Penilaian melalui keputusan komite: sama seperti pada pola sebelumnya kecuali bahwa manager yang bertanggung jawab tidak lagi mengambil keputusan akhir; hasilnya didasarkan pada pilihan mayoritas
5. Penilaian berdasarkan peninjauan lapangan: sama seperti pada kelompok staf, namun melibatkan wakil dari pimpinan pengembangan atau departemen SDM ysng bertindak sebagai peninjau yang independen
6. Penilaian oleh bawahan dan sejawat.
Metode
Penilaian Kerja
a. Skala penilaian grafis yaitu skala yang memungkinkan penilai untuk menandai kinerja karyawan pada rangkaian kesatuan.
b. Checklist, yaitu alat penilaian kinerja yang menggunakan daftar pernyataan atau kata-kata yang diberi tanda oleh penilai.
2. Metode komparatif, yaitu merupakan metode yang memerlukan para manager untuk membandingkan secara langsung kinerja karyawan mereka terhadap satu sama lain.
a. Penentuan peringkat, yaitu menentukan daftar semua karyawan dari yang tertinggi sampai yang terendah dalam kinerja.
b. Distribusi paksa yaitu metode penilaian kinerja di mana penilaian karyawan didistribusikan sepanjang kurva berbentuk lonceng.
3. Metode perilaku atau tujuan, yaitu untuk mengatasi kesulitan metode yang lainnya.
a. Pendekatan penilaian perilaku, yaitu menilai lebih pada perilaku karyawan dibandingkan karakteristik yang lainnya.
b. MBO (Management By Objective) yaitu menentukan tujuantujuan kinerja yang telah disepakati oleh seorang karyawan dan managernya untuk dicapai dalam jangka waktu tertentu
4. Metode naratif, yaitu metode yang menguraikan tindakan karyawan dan juga dapat mengindikasikan penilaian aktual.
a. Kejadian penting yaitu manager menyimpan catatan tertulis mengenai tindakan karyawan baik yang menguntungkan maupun yang merugikan selama periode penilaian.
b. Esai yaitu metode penilaian ini “bentuk bebas”, yang mengharuskan manager untuk menuliskan esai pendek yang menguraikan kinerja setiap karyawan selama periode penilaian.
c. Tinjauan lapangan, yaitu lebih berfokus pada siapa yang melakukan evaluasi dalam penggunaan metode ini.
Syarat-syarat
Bagi Suatu Sistem Performance Appraisal
2. Acceptability
3. Reliability
4. Sensitivity
5. Practicality
Problem
Performance Appraisal
2. Liniency: kesalahan yang dilakukan penilai karena kecenderungan memberikan nilai tinggi.
3. Strictness/severity: cenderung memberikan nilai rendah.
4. Central tendency: cenderung memberikan nilai sedang.
5. Personal bias: kesalahan dalam penilaian sebagai akibat perasaan penilai sehingga mengurangi objektivitasnya.
Bab 10
Pemberian Kompensasi
Kompensasi adalah
segala sesuatu yang diterima para pekerja sebagai balas jasa dari hasil kerja.
Tujuan
Pemberian Kompensasi
2. Mempertahankan karyawan yang ada
3. Menjamin keadilan
4. Menghargai perilaku yang diinginkan
5. Mengendalikan biaya-biaya
6. Memenuhi peraturan-peraturan legal
Bentuk
Kompensasi
· Imbalan Ekstrinsik: bentuknya sebagai benefit / tunjangan pelengkap contohnya seperti : uang cuti, uang makan, uang transportasi, antar jemput, asuransi, jamsostek, uang pensiun, rekreasi, beasiswa pendidikan, dsb.
Metode
Kompensasi
· Metode Jamak adalah suatu metode yang dalam penetapan gajinya didasarkan atas beberapa pertimbangan seperti ijazah, sifat pekerjaan, pendidikan informal dan bahkan hubungan keluarga
Sistem
Pembayaran Kompensasi
· Sistem Hasil: Besaran kompensasi ditetapkan atas kesatuan unit yang dihasilkan pekerja seperti per potong, meter, liter, dan kilogram.
· Sistem Borongan: Suatu sistem pengupahan yang penetapan besarnya jasa didasarkan atas volume pekerjaan dan lamanya pekerjaan.
Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Kebijakan Kompensasi
·
Faktor Internal:
1. Ukuran
perusahaan
2. Umur
pekerja
3. Anggaran
tenaga kerja
4. Siapa
yang membuat keputusan kompensasi
·
Faktor Eksternal:
1. Pasar
tenaga kerja
2. Kondisi
ekonomi
3. Peraturan
pemerintah
4. Serikat
pekerja
Tantangan
Pemberian Kompensasi
· Serikat karyawan
· Produktivitas
· Kesediaan untuk membayar
· Kemampuan untuk membayar
· Berbagai kebijakan pengupahan dan penggajian
· Kendala-kendala pemerintah
Bab 11
Kepuasan Kerja
Aspek-aspek
Kepuasan Kerja
2. Aspek fisik, berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan
3. Aspek sosial, berhubungan dengan interaksi sosial
4. Aspek finansial, berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan
Faktor
Penentu Kepuasan Kerja
2. Gaji
3. Peluang untuk mendapatkan promosi
4. Supervisi tugas
5. Rekan kerja
6. Lingkungan kerja
Cara
Mengukur Kepuasan Kerja
2. Menggunakan Interview : cara mengukur kepuasan kerja karyawan dengan proses wawancara kepada karyawan yang dilakukan secara personal.
3. Menggunakan Critical Incidents : pengukur kepuasan kerja karyawan dengan mengajukan beberapa pertanyaan pada para karyawan mengenai berbagai macam faktor yang dapat membuat mereka merasa puas atau tidak puas.
4. Gambar Ekspresi Wajah
Hubungan
Kepuasan Kerja dengan Semangat Kerja
Kepuasan kerja ini merupakan
aspek penting pada diri seseorang karyawan
didalam organisasi karena dengan adanya kepuasan
kerja pada diri seseorang karyawan dalam bekerja dan akan lebih memacu motivasinya dalam setiap kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi. Seperti : Komunikasi dan Rekan Kerja, Promosi, Keamanan Kerja, Gaji, Perusahaan dan Manajemen Pengawasan
Semangat
Kerja dan Tingkat Stress
Semangat kerja adalah sikap
individu untuk bekerja sama dengan disiplin
dan rasa tanggung jawab terhadap kegiatannya.
Semangat kerja juga diartikan
sebagai suatu kegiatan dalam melaksanakan
pekerjaan secara cepat dan lebih baik menyelesaikan
suatu kegiatan. Semangat kerja merupakan perasaan yang memungkinkan seseorang bekerja untuk menghasilkan yang lebih banyak dan lebih baik.
Unsur Semangat Kerja:
· Disiplin Kerja
· Kerjasama
· Tanggung Jawab
· Produktivitas Kerja
Faktor-faktor yang
mempengaruhi semangat kerja:
· Kepuasan para karyawannya terhadap tugas dan pekerjaannya.
· Terdapat suasana dan iklim kerja yang bersahabat dengan anggota lain dalam suatu organisasi.
Tingkat
Stress
Stress kerja adalah suatu
kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berfikir, dan kondisi seorang karyawan
Tahapan Proses Stress
2. STAGE OF APPRAISALS
3. STAGES OF SEARCHING FOR A COPING STRATEGY
4. STAGE OF THE STRESS RESPONSE
Program,
Fungsi dan Tipe Konseling
Program Konseling adalah
hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap
muka antara dua orang dalam mana konselor
melalui hubungan itu dengan kemampuan- kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar.
Fungsi Konseling:
· Fungsi Preventif
· Fungsi Pengembangan
· Fungsi Penyembuhan
· Fungsi Penyaluran
· Fungsi Adaptasi
· Fungsi Penyesuaian
· Fungsi Perbaikan
· Fungsi Fasilitasi
· Fungsi Pemeliharaan
Tipe Konseling:
· Konseling Fasilitatif
· Konseling Preventif
· Konseling Developmental
Pembinaan
Disiplin
Salah satu syarat agar ditumbuhkan
disiplin dalam lingkungan kerja adalah adanya
pembagian pekerjaan yang tuntas sampai kepada
pegawai atau pekerjaan yang paling bawah,
sehingga setiap orang tahu dengan sadar apa
tugasnya, bagaimana melakukannya, kapan pekerjaan
dimulai dan kapan diselesaikan, seperti apa
hasil kerja yang disyaratkan, dan kepada
siapa ia mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan.
Tujuan:
· Mampu bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku pada perusahaan.
· Karyawan mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan harapan perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
Manfaat:
· Produktivitas organisasi akan berjalan dengan lancar dan sesuai dengan perencanaan.
· Dengan adanya disiplin yang baik seorang pegawai dapat menghindari dari kecelakaan di tempat dia bekerja.
· Sebagai panutan bagi pegawai yang bekerja.
· Tercapainya tujuan dalam organisasi atau perusahaan.